- Back to Home »
- Makalah »
- Psikologi Perkembangan
Posted by : Unknown
Senin, 08 September 2014
PENDAHULUAN
Proses menua
(lansia)
adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial yang saling ber interaksi
satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Seperti apa saja
masa lansia? Mari kita pelajari bersama dengan melampirkan sup bab dibawah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa artinya usia lanjut ?
B.
Apa saja ciri-ciri usia lanjut?
C.
Bagaimana penyesuaian diri terhadap fisik bagi lansia?
D. Apa pengaruh di masa lansia terhadap
psikologi?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pngertian usia lanjut
Usia tua adalah periade penutupan
dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah
beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak
dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak jauh
dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya.[1]
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun.Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penuurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain.
B. Ciri-ciri usia lanjut.
1. Usia lanjut merupakan periode
kemunduran
Seperti
yang telah di katakana berulang-ulang orang tidak pernah bersifat statis. Karna
itu orang sering berubah secara konstan. Selama bagian awal dari khidupan
perubahan itu bersifat evulusional dalam arti orang slalu menuju kepada
kedewasaan dan keberfungsian. Sebaliknya pada bagian selanjutnya, mereka tidak
evulusional lagi, yang mencabut reggresi kepada tahap awal. Perubahan-
perubahan ini sesuai dengan kodrat manusia yang pada umumnya terkenal dengan
istilah “menua” perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi struktu baik-fisik
maupun mentalnya dan keberfungsianya juga.
2. Usia tua di nilai dengan kreteria
yang berbeda.
Karna
usia tua tersendiri kabur dan tidak jelas dan tidak dapat di batasi pada ank
muda, maka oang cenderung menilai tua itu dalam hal penampilan dan kegiatan fisik. Bagi usia tua, anak-anak
adalah lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa dan harus dirawat, sedang
orang dewasa sudah besar dan dapat merawat diri sendiri. Orang tua mempunya
rambut putih dan tidak lama lagi berhenti dari pekerjaan sehari-hari.
3. Sikap social terhadap usia lanjut.
Pendapat
klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar tehadap sikap social
baik terhadap usia lanjut maupun terhdaporang berusia lanjut. Dan karna
pendapatnya klise tidak menyenangkan, maka sikap social tampaknya tidak
menyenangkan seperti yng telah di terangkan Bernet, “adalah sulit untuk
mengungkapkan usia lanjut atau sulit juga menyuguhka daya tarik seksual” dalam
kondisi demikian.
4. Menua membutuhkan perubahan peran.
Dalam
kebudayaan amaerika. Dimana efisiensi, kekuatn kecepatan dan kemenarikan bentuk
fisik sangat di hargai, mengakibatkan orang berusia lanjut sering di anggap
tidak ada gunaya lagi. Karna mereka tidak dapat bersaing dengan usia muda lagi
dalam berbagai bidang tertentu. Dimana kreteria nilai sangat di perlukan, dan
sikap social terhadap mereka tidak menyenangkan.
5. Keinginan menjadi muda lagi.
Setatus
kelompok minoritas yang di kenakan pada usia lanjut secara alami telah
membangkitkan keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin dim permuda
selama tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara kuno, obat yang termanjur untuk
segala penyakit zat kimia tukang sihir dan ilmu ghaib di gunakan untuk mencapau
tujuan tersebut [2]
C. Penyesuaian fisik.
1. Perubahan penampilan.
Bischof
mengatakn bahwa menua “berarti peraliahan dari kacamata bifocal ke trifocal,
dan dari gigi palsu ke kematian” pendpat semacam ini menyarankan bahwa
kebanyakan tanda-tanda yang paling jelas dari usia lanjut adalah perubahan pada
wajah. Bahkan walaupun wanita menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda-tanda
ketuaan tetepi selalu banyak aspek yang tidak dapat di tutupinya.misalnya
perubahan yang terjadi pada bagian bagian tubuh lainya.
2. Perubahan bagian dalam tubuh.
Walaupun
perubahan didalam tubuh (parubahan internal)
tidak dapat di amati seperti di bagian luar namun perubahan tersebut
juga jelas terjadi dan menyebar ke seluruh organ bagian dalam juga. Perubahan
yang terjadi kerangka tubuh (skeleton) di akibatkan dari mengerasnya
tulang-tulang. Menumpuknya garam mineral dan modifikasi pada susunan organ
tulang bagian dalam. Akibatnya tulang menggempur dan mudah retak. Atau patah.
Dan sembuhnyapun lambat sesuai dengan bertambahnya usia.
3. Perubahan panca indra.
Pada
uia lanjut fungsi seluruh organ pengindran kurang mempunyai sensitivitas dan
evisiensi kerja di bandingkan yang di miliki orang yang lebih muda.bagaimanapun
juga karna dalam banyak kasus perubahan indra berlangsung secara lambat dan
bertahap, maka setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuaina
terhadap perubahan tesebut. Lebih lanjut pemakaian kacamata dan alat bantu
untuk mendengar hamper secara sempurna dapat mengatasi kerusakan indra melihat
atau kehilangan pendengaran.
D. Pengaruh psikologi.
Ada beberapa
faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia. Faktor-faktor
tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati
hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para
lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang
memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang
bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang,
enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh,
dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan
gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya
dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan
fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung, gangguan metabolisme, misal
diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi : misalnya prostatektomi,
kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat
kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan
steroid, tranquilizer.
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya
setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman,
pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku
lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya
penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek
psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa
perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia
sebagai berikut:
1.
Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction
personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan
mantap sampai sangat tua.
2.
Tipe Kepribadian Mandiri (Independent
personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome,
apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan
otonomi pada dirinya.
3.
Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent
personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila
kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak,
tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan
menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4.
Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility
personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas
dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan
secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5.
Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate
personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena
perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah
dirinya.
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya
perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah
agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam
kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan
sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan
harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari
model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.
Bagaimana
menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental setelah lansia? Jawabannya
sangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi masa pensiun.
Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang
memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah acuh terhadap pensiun (pasrah).
Masing-masing sikap tersebut sebenarnya punya dampak bagi masing-masing
individu, baik positif maupun negatif. Dampak positif lebih menenteramkan diri
lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. Agar
pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang
benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan
hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh.[3]
.
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat
berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya
maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya
badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan
sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah
dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan
masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika
keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain
dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis,
mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek
dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
Dalam
menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang memiliki
keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena
anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat
umumnya ikut membantu memelihara dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun
bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup
membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya
sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi
terlantar.
IV.
KESIMPULAN
Usia tua adalah periade penutupan dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan
manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang
terdahulu, ia sering melihat masa lalunya.
1).
Ciri-ciri usia lanjut.
a. Usia lanjut merupakan periode
kemunduran
b. Usia tua di nilai dengan kreteria
yang berbeda.
c. Sikap social terhadap usia lanjut
d. Menua membutuhkan perubahan peran.
e. Keinginan menjadi muda lagi.
2). Penyesuaian fisik.
a) Perubahan penampilan
b) Perubahan bagian dalam tubuh.
c) Perubahan panca indra.
3).
Pengaruh psikologi.
a. Penurunan
Kondisi Fisik.
b. Penurunan
Fungsi dan Potensi Seksual.
c. Perubahan Aspek Psikososial.
d. Perubahan yang
Berkaitan Dengan Pekerjaan.
e. Perubahan Dalam
Peran Sosial di Masyarakat
a.
PENUTUP
Demikianlah makalah psikologi
perkembangan mengenai masa lansia dapat bermanfaat bagi kita semua olehkarnyan semoga
jika nanti kita sudah mencapai masa tua ini kita lebih bisa berhati-hati dan
dapat mengambil pelajaran dari apa yang kita bahas pada hari ini amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Diane, papalia E dkk, human Developmen (psikologi perkembangan) Jakarta: kencana prenada mediaGrup. 2008
Hurlock,
Elisabet B, psikologi perkembangan, (edisi kelima), Jakarta:erlangga 1993
Psikologi Lansia | belajarpsikologi.com
Psikologi Lansia | belajarpsikologi.com